Sejarah Singkat Perayaan Hari Raya Waisak
Milenialbersuara.com, Jakarta – Pada tahun 2023, hari raya Waisak 2567 jatuh pada pada Minggu 4 Juni 2023.
Setiap tahunnya, hari raya Waisak jatuh pada tanggal yang berbeda, tetapi umumnya pada bulan Mei atau bergantung pada penandaan kalender Buddha atau Buddhist Era (BE).
Ada banyak rangkaian acara yang dilakukan oleh umat Buddha menjelang hari Waisak, contohnya adalah seperti meditasi, kebaktian serta pindapatta.
Rangkaian acara tersebut, tentu saja memiliki makna maupun tujuannya masing-masing.
Perayaan Waisak tidak hanya merayakan perjalanan serta kematian sang Buddha.
Akan tetapi ada makna di balik perayaan tersebut.
Makna dari hari Waisak berkaitan dengan tiga peristiwa yang disebut sebagai Trisuci Waisak.
Waisak ditandai sebagai tiga peristiwa penting yang terjadi pada sang Buddha Gautama atau Guru Agung bagi umat Buddha.
Tiga peristiwa tersebut ditandai dengan kelahiran sang Buddha Gautama yang berjalan menuju pencerahan sempurna serta keberangkatan sang Buddha.
Tiga peristiwa tersebut, kemudian dikenal sebagai Hari Tri Suci Waisak.
Baca Juga : Inovasi Terbaru KAI! Yuk Intip Beragam Fasilitas yang Ada di Stasiun Kereta Api
Lalu seperti apa sejarah perayaan hari raya waisak?
Waisak merupakan sebuah festival yang dirayakan oleh umat Buddha untuk merayakan Buddha Gautama yaitu Guru Agung atau Guru Spiritual pada sekitar abad ke 5 SM.
Buddha Gautama juga dikenal sebagai Siddharta Gautama yang dilahirkan sebagai guru dan memiliki pemikiran.
Bahwa kemewahan serta kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan seseorang.
Siddhartha Gautama mendapatkan pencerahan di bawah pohon Bodhi yang berada di Bodh Gaya dan pohon tersebut saat ini menjadi tempat ber sejarah bagi agama Buddha di India.
Buddha Gautama sendiri dikisahkan berkeliling sebagai seorang tunawisma serta belajar bermeditasi selama kurang lebih enam tahun lamanya.
Bahwa kemewahan serta kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan seseorang.
Siddhartha Gautama mendapatkan pencerahan di bawah pohon Bodhi yang berada di Bodh Gaya dan pohon tersebut saat ini menjadi tempat ber sejarah bagi agama Buddha di India.
Buddha Gautama sendiri dikisahkan berkeliling sebagai seorang tunawisma serta belajar bermeditasi selama kurang lebih enam tahun lamanya.
Baca Juga : Kasus Bunuh Diri Pria Loncat dari Jembatan Suhat Malang, Simak Faktanya!
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari milenialbersuara.com. Untuk kerjasama lainnya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.