Milenialbersuara.com – Setiap tahun, majalah hiburan W Korea rutin menyelenggarakan kampanye sosial bertajuk “Love Your W 2025”, yang fokusnya adalah meningkatkan kesadaran akan kanker payudara. Namun tahun ini, bukannya mendapatkan sorak-sorai positif, acara amal tersebut justru menghadapi badai kritik publik — dan dengan alasan yang cukup mengejutkan.
Acara “Love Your W 2025” digelar pada Rabu, 15 Oktober 2025, di hotel mewah Four Seasons Hotel Seoul, Seoul. Beberapa bintang K-pop besar hadir untuk memeriahkan event tersebut — mulai dari anggota grup BTS seperti V, RM, J-Hope, hingga Taeyang, Karina dari kelompok aespa, Jang Won-young dari IVE, sampai aktor Byeon Woo-seok. Dalam undangan resmi, W Korea menyampaikan bahwa acara tersebut adalah kampanye untuk “meningkatkan kesadaran kanker payudara”. Tetapi suasana acara yang tersebar di media sosial menunjukkan sisi yang jauh berbeda.
Pasalnya, banyak unggahan memperlihatkan para selebritas berfoto glamor, menikmati minuman mewah, dan ikut tren tantangan viral alih-alih menyampaikan pesan kampanye yang jelas. Warganet pun mempertanyakan: “Bagaimana pesta selebritas bisa meningkatkan awareness soal kanker payudara?” kata salah satu komentar yang dikutip dari pemberitaan.
Kritik semakin memuncak lantaran tak satu pun peserta terlihat memakai pita pink — simbol universal kampanye kanker payudara. Selain itu, tidak ada pasien atau tenaga medis yang hadir sebagai bagian dari rangkaian acara. Hal ini sangat berbeda dengan kampanye sejenis di negara lain yang melibatkan unsur edukasi dan testimonia pasien. Alhasil, banyak netizen menilai bahwa “Love Your W 2025” kini lebih terlihat sebagai acara promosi merek dan publikasi selebritas ketimbang kampanye sosial yang tulus.
Sorotan berikutnya yang menambah panas isu ini adalah performa dari Jay Park, yang membawakan lagu “Mommae” dengan lirik yang dianggap tidak pantas untuk tema kanker payudara:
“I want to get introduced to the twin sisters hanging on your chest”
Lirik tersebut memicu kemarahan publik karena dianggap melecehkan nilai kemanusiaan yang harusnya dikedepankan dalam kampanye seperti ini.
Jay Park kemudian turun tangan lewat akun Instagram pribadinya dengan permohonan maaf: “Saya meminta maaf jika ada pasien kanker yang tersinggung oleh penampilan saya.” Namun, publik menilai bahwa permintaan maaf tersebut datang terlambat dan tidak cukup memperbaiki citra yang sudah rusak. Banyak yang menyoroti bahwa pemilihan lagu serta seleksi acara menunjukkan bahwa panitia kurang mempertimbangkan unsur sensitivitas terhadap pasien kanker payudara dan keluarga mereka.
Tak lama setelah acara, W Korea juga mengunggah artikel di akun media sosial resminya dengan judul “Inside W Korea’s Breast Cancer Party”. Judul ini dianggap sangat menyesatkan dan tidak menunjukkan penghormatan terhadap tujuan kampanye—yaitu kesadaran kanker payudara, bukan sekadar pesta. Unggahan tersebut kemudian dihapus setelah mendapat protes keras dari publik.
W Korea merilis pernyataan resmi:
“Kami sangat meminta maaf karena gagal mempertimbangkan perspektif pasien kanker payudara dan keluarganya, serta menimbulkan ketidaknyamanan.”
Majalah tersebut menegaskan bahwa selama dua dekade terakhir, kampanye “Love Your W” sudah bekerja sama dengan Korea Breast Cancer Foundation untuk mendukung deteksi dini dan pembiayaan operasi bagi pasien dengan penghasilan rendah. Ke depan, W Korea berjanji akan meninjau ulang seluruh proses perencanaan acara agar lebih sensitif dan bermakna.
Dari kisah “Love Your W 2025” ini kita belajar bahwa ketika sebuah acara amal digabung dengan elemen glamor selebritas, bisa muncul ketidakseimbangan antara niat sosial dan citra publik. Bagi target pembaca usia 20-35 tahun yang aktif di media sosial dan mengikuti budaya K-pop, momen ini jadi pengingat — bahwa kampanye sosial tidak boleh kehilangan makna demi tontonan. Dan bagi para penyelenggara, ini adalah alarm agar acara amal benar-benar menempatkan peserta yang paling berhak di garis depan: pasien, pengalaman mereka, dan edukasi yang nyata.
Jika kamu tertarik untuk terus mengikuti update seputar kampanye sosial di industri hiburan Korea atau ulasan kritis tentang event selebritas, beri tahu saya; kita bisa bedah bersama tema-tema seperti ini.






















